potretlutim.com – MENTARI pagi menyelinap lembut ke halaman TK Negeri Pembina Mangkutana, Selasa 29 April 2025. Di balik gerbang sekolah yang mungil, terdengar riuh tawa anak-anak bersatu dengan nyanyian ceria yang dilantunkan penuh semangat.

Hari itu bukan hari biasa bagi 37 siswa taman kanak-kanak ini. Hari itu, mereka kedatangan tamu istimewa—Bunda PAUD Kabupaten Luwu Timur, dr Ani Nurbani.

Dibalut suasana yang akrab dan penuh semangat, kedatangan Bunda PAUD disambut dengan lagu, yel-yel, dan tepuk tangan kecil yang menggema dari anak-anak.

Mereka berbaris rapi, sebagian dengan wajah malu-malu namun tak dapat menyembunyikan kegembiraan di mata mereka.

Sosok Bunda PAUD yang hangat dan ramah tampak membalas sambutan itu dengan senyum tulus, memancarkan cinta yang tak dibuat-buat.

Di sampingnya, Kepala TK Negeri Pembina Mangkutana, Hj Buana Tallegga, S.Pd, berdiri bersama lima guru pengajar. Mereka ikut menyambut dengan penuh sukacita.

Tak hanya menjadi momen penting bagi para siswa, kehadiran Bunda PAUD juga menjadi penyemangat tersendiri bagi para pendidik PAUD, yang sehari-hari mendedikasikan waktu dan kasih sayang mereka untuk membentuk karakter generasi masa depan.

Kegiatan ini juga dihadiri oleh Camat Mangkutana, Bunda PAUD Kecamatan Mangkutana, serta Pengawas TK/SD.

Keberadaan mereka menjadi sinyal kuat bahwa pendidikan anak usia dini tak lagi dipandang sebelah mata.

Ia adalah fondasi yang kokoh dalam membangun sumber daya manusia unggul di Kabupaten Luwu Timur.

Setelah sambutan hangat, Bunda PAUD pun melangkah masuk ke dalam kelas. Anak-anak yang sebelumnya hanya melihat dari jauh, kini bisa menyentuh, berbicara, bahkan bermain langsung bersama.

Suasana menjadi cair. Ada yang menggandeng tangannya, ada yang tertawa kecil saat diajak berdialog, dan ada pula yang dengan polosnya memamerkan hasil gambar mereka.

“Mereka ini generasi emas kita,” ucap Bunda PAUD lirih sambil menatap anak-anak itu.

“Di tangan merekalah masa depan daerah ini ditentukan, dan tugas kita adalah memastikan mereka tumbuh dengan cinta dan pendidikan yang baik sejak dini.”

Tak hanya menyapa, Bunda PAUD juga menyempatkan diri berbincang dengan para guru. Ia mendengar langsung berbagai harapan dan tantangan yang mereka hadapi di lapangan.

Mulai dari kebutuhan sarana belajar yang belum sepenuhnya terpenuhi, hingga pentingnya pelatihan berkala untuk peningkatan kapasitas guru PAUD.

“Saya ingin mendengar langsung, agar kami bisa memberi dukungan yang benar-benar dibutuhkan. PAUD bukan sekadar tempat bermain, tapi tempat di mana nilai-nilai dasar kehidupan ditanamkan,” ujarnya.

Sebagai penutup kegiatan, Bunda PAUD membagikan bingkisan menarik berupa parcel kepada seluruh siswa. Bingkisan yang dibungkus rapi itu seolah menjadi hadiah dari tangan seorang ibu kepada anak-anaknya.

Senyum ceria, teriakan gembira, dan pelukan hangat pun menjadi pemandangan yang tak ternilai sore itu.

Anak-anak kembali ke rumah dengan hati riang, membawa bukan hanya hadiah dalam bentuk fisik, tetapi juga pengalaman berharga yang akan menjadi kenangan manis dalam perjalanan kecil mereka.

Sementara itu, para guru dan orang tua merasakan kembali kobaran semangat untuk terus mengawal tumbuh kembang anak-anak dengan sepenuh hati.

Kegiatan Bunda PAUD Menyapa ini bukan hanya seremonial. Ia adalah simbol kehadiran negara dan perhatian nyata terhadap pendidikan usia dini.

Di balik kelembutan sapaan dan tawa anak-anak, tersimpan pesan mendalam: bahwa mencerdaskan anak bangsa dimulai dari langkah kecil, dari pelukan pertama di ruang kelas TK, dari tangan-tangan hangat yang membimbing dengan cinta.

Dan pagi itu, di TK Negeri Pembina Mangkutana, langkah kecil itu telah berjalan dengan sangat indah. (Cl/Red)