Palopo, potretlutim.com – Kedatuan Luwu menunjukkan peran sentralnya sebagai penjaga warisan budaya Nusantara dengan menjadi tuan rumah Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN) yang dihadiri oleh raja-raja se-Sulawesi dan Kalimantan pada 27–30 Juni 2025 di Tana Luwu.

Dalam forum yang sarat nilai budaya dan sejarah ini, Datu Luwu ke XL, YM Andi Maradang Mackulau Opu To Bau, menegaskan kembali posisi Kedatuan Luwu sebagai bagian tak terpisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Saya selalu menekankan kepada Dewan Adat agar menjaga hubungan baik dengan pemerintah. Sejak 1946, telah kami deklarasikan bahwa seluruh wilayah Tana Luwu adalah bagian dari NKRI,” tegas Datu Luwu.

Lebih dari sekadar forum silaturahmi, momentum ini dimanfaatkan oleh Kedatuan Luwu untuk memperkuat sinergi antara lembaga adat dan pemerintah. Menurut Datu Luwu, keraton-keraton di Nusantara mesti berperan sebagai mitra strategis pemerintah dalam pelestarian kebudayaan lokal.

“Kami tidak hanya menjaga tradisi, tapi juga ingin menjadi sahabat pemerintah dalam merancang masa depan kebudayaan bangsa,” ujarnya.

Sementara itu, Bupati Luwu Timur, H. Irwan Bachri Syam, yang hadir langsung dalam kegiatan tersebut menyambut baik ajakan kolaborasi dari Kedatuan Luwu.

“Kami dari Pemkab Luwu Timur menyatakan kesiapan penuh untuk berkolaborasi dengan Kedatuan Luwu, terutama dalam pelestarian adat dan budaya Luwu,” ujar Irwan.

Ia juga menambahkan bahwa Luwu Timur merupakan rumah besar bagi berbagai anak suku dari Kedatuan Luwu, sehingga pelestarian adat dan budaya menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah dan elemen masyarakat adat.

“Ini warisan yang harus kita jaga, bukan hanya untuk saat ini, tapi untuk anak cucu kita kelak,” tambahnya.

Kegiatan FSKN ini turut mempererat simpul-simpul kebudayaan antar wilayah, sekaligus memperkuat tekad bersama untuk menjaga jati diri bangsa melalui warisan budaya yang lestari dan relevan dalam pembangunan nasional.(Cl/Red)