Angkona, potretlutim.com – Kisah inspiratif datang dari Evi Nurjanah Fadly, seorang tenaga honorer yang mengalami kelumpuhan namun tetap setia mengabdi di KUA Angkona sejak 2015.
Setelah 10 tahun mengabdi, perempuan tangguh asal Desa Solo, Kecamatan Angkona, Kabupaten Luwu Timur ini akhirnya dinyatakan lulus sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Kementerian Agama pada formasi tahun 2024.
Mengetahui kabar tersebut, Bupati Luwu Timur Irwan Bachri Syam menyempatkan diri untuk mengunjungi Evi di kediamannya, Minggu, 1 Juni 2025.
Kunjungan ini turut didampingi Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Luwu Timur, M. Yusri.
Evi dijadwalkan menerima SK pengangkatan PPPK pada Senin, 2 Juni 2025 di Kota Palopo, dan ditempatkan di KUA Wasuponda—yang jaraknya cukup jauh dari tempat tinggalnya di Angkona.
Dalam perbincangan dengan Bupati, Evi mengaku bersyukur atas kelulusannya, namun di sisi lain merasa khawatir karena kondisi fisiknya yang lumpuh menyulitkan mobilitas sehari-hari.
Dia menceritakan bahwa kelumpuhannya terjadi akibat pendarahan hebat pasca melahirkan anak keduanya. Sejak itu, Evi harus mengandalkan bantuan suaminya, Fadly, yang setiap hari dengan penuh kesabaran mengantar dan menjemputnya ke kantor menggunakan sepeda motor, bahkan harus menggendong Evi dari motor hingga masuk ke ruang kerjanya.
Di kantor, Evi bertugas mengelola dokumen dan mengetik berbagai keperluan administrasi. Meski dengan keterbatasan fisik, semangat dan dedikasi Evi dalam bekerja tetap tinggi.
Bupati Irwan menyampaikan rasa haru dan apresiasi atas keteguhan dan semangat kerja Evi. Ia berjanji akan berkoordinasi dengan pihak Kementerian Agama agar Evi bisa dipindahkan dari KUA Wasuponda ke KUA Angkona, demi mempermudah akses kerja dan mengurangi beban perjalanan harian.
“Insya Allah kita akan bantu agar penempatan Evi bisa didekatkan ke rumahnya. Semangatnya luar biasa, dan kita harus mendukung,” ujar Bupati Irwan.
Tak hanya itu, Bupati Irwan juga meninjau kondisi rumah Evi yang saat ini masih dalam proses pembangunan secara bertahap. Ia berkomitmen akan membantu menyelesaikan pembangunan rumah tersebut agar Evi dan keluarganya bisa tinggal lebih nyaman.
“Kami akan bantu agar rumah idaman Evi dan suaminya ini bisa segera selesai. Tidak besar, tapi insya Allah akan menjadi tempat ternyaman untuk mereka,” tuturnya.
Bupati mengatakan, kisah Evi menjadi contoh nyata bahwa keterbatasan fisik bukanlah halangan untuk terus mengabdi dan berkontribusi. Semangat dan keteguhannya menjadi inspirasi bagi banyak orang, sekaligus menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah untuk terus hadir memberi dukungan kepada warga yang membutuhkan. (Cl/Red)