potretlutim.com — Sebuah inisiatif luar biasa lahir dari semangat para pemuda dan komunitas kreatif di Kabupaten Luwu Timur.

Dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun ke-22 Kabupaten Luwu Timur, mereka menggagas sebuah perayaan rakyat bertajuk “Pesta Komunitas”, sebagai ruang alternatif yang segar, inklusif, dan penuh makna di tengah jadwal resmi perayaan daerah.

Digagas secara independen oleh panitia muda, kegiatan ini menjawab kekosongan ruang ekspresi bagi komunitas dengan menghadirkan serangkaian acara yang berlangsung dari sore hingga malam hari.

Bertempat di ruang terbuka, kegiatan diawali dengan Sharing Session yang melibatkan berbagai komunitas dari penjuru Lutim, menjadikannya ruang pertukaran ide, pengalaman, dan motivasi dari para narasumber yang inspiratif.

Salah satu sosok yang mencuri perhatian adalah dr Irfan, Direktur RSUD I Lagaligo. Ia hadir bukan karena jabatannya, tetapi karena dedikasinya yang tulus terhadap tumbuhnya ekosistem komunitas lokal.

Dikenal lewat tulisan-tulisan reflektif di media sosial dan keterlibatannya dalam berbagai pemutaran film lokal, dr Irfan juga menjalin relasi kreatif lintas wilayah, termasuk kedekatannya dengan penulis-sutradara terkenal, Pidi Baiq.

Turut hadir Bapak Guntur Hafid, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (KESBANGPOL), yang menyampaikan pentingnya legalitas komunitas untuk keberlanjutan gerakan mereka.

Sementara itu, pegiat komunitas Taufik menekankan pentingnya jejaring dan sinergi dalam membangun kekuatan kolektif antar komunitas.

Suasana sore hari semakin semarak dengan aksi Live Mural oleh seniman muda Wildam, yang secara langsung melukis mural sebagai simbol kebebasan berekspresi dan keberanian mengambil ruang di ranah publik.

Karya yang dihasilkan menjadi bentuk pernyataan visual bahwa seni adalah bagian penting dari gerakan komunitas.

Memasuki malam hari, acara dilanjutkan dengan Pentas Panggung Bakat, menghadirkan pertunjukan dari band dan sanggar seni lokal seperti FKfas (Sorowako), REPSITI (Towuti), Wasuponda Music Community, LARUKKA, Waktu Luang, hingga Nafsoe.

Penampilan mereka tidak hanya menghibur, tetapi juga menjadi bukti nyata besarnya potensi kreatif anak muda Luwu Timur.

Panitia berharap “Pesta Komunitas” tak berhenti sebagai perayaan tahunan biasa, melainkan menjadi titik awal dari lahirnya tradisi baru yang berakar dari bawah dan dirawat oleh semangat kolektif. (Cl/Red)